Sekelompok pemuda asal Desa Bagek Payung, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB), berhasil menciptakan energi biogas terbarukan dari rumput laut atau makroalga, Minggu (17/9/2023).
Pencipta biogas dari makroalga, Rahmad Wijaya mengatakan ide pembuatan biogas makroalga ini, berawal saat dia melihat banyaknya sampah dan limbah organik yang mencemari lingkungan, di sepanjang pantai Labuan Lombok. Ia dan teman-temannya mencoba berinovasi membuat biogas makroalga dicampur dengan kotoran sapi.
“Ide awal pembuatan biogas ini, berawal dari bank sampah, bagaimana kita mengurangi pencemaran sampah, baik sampah organik maupun sampah nonorganik, kemudian di lokasi bank sampah, bahan baku untuk pembuatan biogas ini sangat memadai sehingga itu memberikan semangat bagi kita di bank sampah, untuk membangun namanya biogas,” ungkapnya.
Lebih lanjut Rahmad menjelaskan, hasil inovasi pencampuran makroalga dengan kotoran ternak sapi menghasilkan gas, dan pemakaian biogas makroalga hampir sama dengan gas pada umumnya, terlebih bahan baku biogas ini dapat diperoleh dengan mudah.
“Kalau sistem pemakaian hampir sama dengan pemakaian normal dengan tabung gas biasa, tinggal kita di sini rutin untuk memasukan bahan baku, tidak mesti setiap hari bisa satu kali dalam seminggu dan itu masih bisa dikatakan pemakain normal,” jelasnya.
Untuk menghasilkan gas, bahan dibutuhkan, satu ember kotoran sapi, satu ember sargassum atau makroalga dan satu ember air bersih, selanjutnya dilakukan fermentasi selama tiga hingga empat hari. Gas yang dihasilkan lalu dialirkan ke rumah warga untuk kebutuhan memasak hingga listrik.
“Ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, ini baru tiga rumah tangga, kebetulan yang kita pakai reaktornya dua meter kubik dan itu sampai bisa empat tungku. Ini sangat hemat, terlebih bahan baku di sini sangat tersedia dikatakan tidak bernilai tetapi ini sangat bernilai bagi biogas ini,” pungkasnya.