JaSuDa berkolaborasi dengan Wageningen University and Research, Universitas Hasanuddin dan Petani Rumput Laut di Sulawesi Selatan telah melakukan uji coba atau riset mengenai pengaruh berat potongan bibit rumput laut terhadapt produktivitas rumput laut.
Tujuan dari workshop ini adalah 1) Mempresentasikan hasil penelitian uji coba di lapangan budidaya rumput laut mengenai berat bibit yang berbeda, 2) Membahas hasil penelitian dalam kelompok kecil dan mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok kecil tersebut, dan 3) Menampilkan video dokumenter.
Pada saat pemaparan hasil penelitian, ditemukan bahwa banyaknya tali ikatan yang kosong berkisar 0 - 30%, khususnya pada siklus tiga ditemukan ikatan yang kosong berkisar 40 - 30%. Hal tersebut diakibatkan karena adanya serangan ice-ice, banyaknya epifit, suhu air yang tinggi mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada rumput laut dan membuat rumput laut menjadi lunak dan mudah rontok. Selain itu juga, kurangnya curah hujan yang menyebabkan pertumbuhan rumput laut melambat.
Untuk hasil pertumbuhan dari berat bibit yang berbeda-beda, berat awal yang lebih besar menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan berat bibit lainnya.
Workshop tersebut diikuti oleh 37 peserta yang terdiri dari 4 dari Tim WUR, 2 dari Tim UNHAS, 2 dari DKP Takalar, 7 dari petani dan ibu-ibu pengikat tali dari Galesong, 16 dari petani dan ibu-ibu pengikat dari Baji, dan 6 dari Tim JaSuDa. Hasil FGD kelompok kecil mendapatkan temuan bahwa petani rumput laut dapat belajar bagaimana cara menanam bibit dari berat yang kecil hingga besar. Selain itu juga, mereka dapat mengetahui bagaimana cara memilih bibit yang baik agar mendapatkan kualitas yang baik juga pada saat panen.
Selama penelitian berlangsung, para petani dan ibu-ibu pengikat tentu mengalami kendala. Kendala yang dimaksud, yaitu cuaca eksrim, penimbangan bibit satu per satu yang menyebabkan ibu-ibu pengikat membutuhkan waktu yang lama untuk mengikat bibit pada tali percobaan. Selain itu juga, untuk mendukung penelitian ke depannya, para petani mengharapkan bantuan seperti alat-alat yang mendukung penelitian. Alat tersebut dapt berupa alat ukur sainitas air laut. Selain alat, mereka juga mengharapkan lokasi penelitian diperluas agar penyuluh dari pemerintah daerah dapat memberikan rekomendasi bagi petani rumput laut.
Dalam kegiatan workshop tersebut, penayangan film dokumenter juga ditampilkan. Durasi film dokumenter tersebut 5 menit 16 detik. Film tersebut menggambarkan persiapan penanaman, proses penanaman, pemeliharaan tanaman, analisi data, wawancara petani, dan perawatan pasca panen. Kegiatan workshop ini juga akan dimasukkan sebagai bagian dari proses finalisasi Film Dokumenter Wageningen University and Research.